Derita Iri Hati (hasud)

by: mwiyono

Hasud, dengki atau iri hati adalah kata yang sejenis yang dipergunakan untuk menggambarkan satu dari sekian banyak penyakit hati, secara sederhana definisi iri hati adalah, mengharap hilangnya kenikmatan berupa apa saja yang di dapat oleh orang lain. Apabila kenikmatan itu diharapkan untuk berpindah dirinya maka sifat yang demikian ini disebut dengan ghibthah. Biasanya ghibthah ini penyakit hati yang terjadi diantara orang-orang yang mempunyai profesi yang sama, yang telah melakukan persaingan sebelumnya. Sebagai gambaran, apabila pedagang bakso bersaing dengan pedagang bakso maka masing-masing pedagang akan mengunggulkan barang dagangannya dan merendahkan pedagangn yang lainnya,
karena merasa iri atas penilaian cita rasa dari pembelinya. Suatu saat apabila fluktuasi penjualannya berbeda maka di ‘sana’ akan ada iri atas perolehan yang di dapatnya.

Mungkin yang terjadi sebalikanya, apabila pedagang bakso bertemu dengan pedagang es, di antara mereka tidak ada saingan atau justru saling bertukar barang dagangan. Ilustrasi sederhana itu dapat memberikan kesimpulan kepada kita bahwa, iri hati biasanya terjadi dalam satu profesi atau dalam hal lain tapi masih dalam kategori satu level, jabatan atau kekayaan. Dalam al Qur'an kita temukan kata hasad akan tetapi tidak kita temukan kata ghibthah kecuali di dalam hadits nabi dari Fudhail bin iyadh dan abi dunya, yang mengatakan bahwa;

إِنَّ اْلمُؤْمِنَ يَغْبِطُ وَ الْمُنَافِقُ يَحْسُدُ
“sesungguhnya orang-orang mukmin berbuat ghibtah dan orang-orang munafik berbuat hasud (iri hati)”

Disinyalir penyebab sifat berbahaya yang satu ini adalah akibat akumulasi sifat dongkol kepada orang lain berujung marah. Dan akumulasi puncak dari sifat marah itu akan membekas menjadi sifat hasad atau iri hati ( Ihya’Ulumuddin: 183). Hasud bukanlah cara untuk memecahkan sebuah masalah tetapi membuat masalah baru yang membahayakan dirinya sendiri tanpa membahayakan orang lain sedikitpun, atau dengan kata lain, hasad adalah perbuatan dhalim yang mendhalimi dirinya sendiri, senada dengan perkataan ulama’ bahwa:”tidak pernah akau lihat perbuatan dhalim yang berakibat mendhalimi dirinya sendiri seperti kedhaliman yang diperbuat oleh orang hasud”, (tanbihul ghafilin: 65)

Dari segi perusakan amal, hasad dapat merusak amal seseorang, gambaran nabi tentang rusaknya amal orang yang mengidap penyakit ini diilustrasikan sebagaimana rusaknya kayu kering yang di lalap api berkobar melalui hadits beliau yang diriwayatkan oleh Ibn Majah dari Abu Hurairah yang berbunyi:

الحَسَدُ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
“iri hati itu memakan kebaikan bagaikan api yang memakan kayu kering”

Iri hati digambarkan menggerogoti kebaikan bagaimana tidak? Karena seolah-oalah orang yang iri ketika menyaksikan nikmat yang diberikan oleh Allah kepada orang lain, secara tidak sadar ada semacam pikiran berontak atas pengaturan Allah terhadap nikmat-nikmat yang diberikan kepada orang lain itu. Dengan demikian semakin lama semakin mengikis rasa qana’ahnya, merusak sifat iman kepada taqdir Allah, menghancurkan pondasi ketaqwaannya. Maka sangat wajar sekali jika bangunan ketaqwaannya akan rapuh dan itu sama dengan gambaran yang diberikan rasul, bahwa iri hati dapat menggerogoti kebaikan kita yang sebelumnya telah kita bangun kuat-kuat.

Dalam rentang sejarah iri hati merupakan kejelekan yang pertama kali terjadi di antara makhluk Allah, yaitu iri hati yang dilakukan oleh Iblis kepada Nabi Adam, atas perintah sujud para malaikat kepada Nabi Adam As. Konon nama Iblis itu adalah Azazil, seabgai ketua malaikat, merasa iri karena Allah memerintahkan semua malaikat untuk sujud (inhina’) kepada Nabi Adam yang diciptakan dari unsur tanah sedangkan Malaikat diciptakan dari cahaya. Secara unsur penciptaan, unsur tanah lebih rendah dibanding dengan unsur api atau cahaya.

Perintah Allah tidak dinilai dari eksistensi dari isi perintahnya, tetapi yang menjadi pertimbangan adalah substansi dzat yang memerintahkannya, secara totalitas harus tunduk di hadapan perintah Allah swt, harta, tahta atau bahkan keluarga kita, tidaklah lebih besar jika dihadapkan dengan perintah Allah, karena Allah adalah dzat yang maha besar. Dalam kasus Nabi Ibrahim dan putera tercintanya Nabi Ibrahim as, adalah I’tibar berharga bagi kita, anak bukanlah aset yang besar ketika berhadapan dengan perintah Allah, kaitannya dengan larangan Allah untuk iri hati adalah, hendaklah sikap Iblis itu melihat substansi Allah sebagai dzat yang memerintahkan (Syaari’) bukan melihat eksistensi kerendahan Adam as karena semata-mata tingkat bahan dasar penciptaannya yang di anggap unsur paling rendah.
***
Pada suatu hari Aun bin Abdillah mengumpulkan orang-orang untuk diberi mau’idhah hasanah, beliau menyampaikan tiga peringatan besar yaitu, takutlah terhadap sifat sombong, rakus dan iri. Karena ketiga sifat itu telah menghancurkan para hamba Allah yang sebelumnya memperoleh kedudukan tinggi di sisi Allah. Disamping iri iblis juga menyombongkan pendiptaan dirinya, atas kesombnongannya itu iblis selamana dilaknat oleh Allah seperti tercantum di dalam QS.2:29, sifat rakus menyebabkan terusirnya Adam AS dari surga tempat puncak kenikmatan selamanya, berdasarkan QS. 2:36

فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ

“Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".

Larangan iri hati, karena iri hati mengakibatkan perang saudara di antara anak cucu Adam as yaitu konon bernama Habil dan Qabil, karena perkawinan silang yag diperintahkan tidak ia terima dengan lapang dada. Itulah sepintas catatan sejarah tentang bahayanya orang yang melakukan perbuatan jelek yang bernama iri hati. Semoga kita bisa menjauhinya sejauh-jauhnya.

Derita orang yang iri hati
Iri hati bagian dari karakater jelek yang tumbuh disebabkan oleh ketidak mampuan seseorang untuk berkreasi seperti orang lain, akan tetapi dalam hatinya terbersit keinginan memperoleh hasil yang sama. Dalam logika kehidupan ini, semakin banyak berbuat maka semakin terbuka ruang untuk berharap. Apabila kita melakukakan sebuah kreatifitas lebih dari satu tentu kita akan berharap lebih dari satu , namun ada kesalahan dalam logika orang yang iri hati, mereka mempunyai harapan yang sama tetapi dalam tingkat tindakannya kelebihannya berbeda banyak pula dan Paling sedikitnya ada enam penderitaan yang menimpa orang-orang yang mengidap penyakit iri hati; diantaranya adalah;
1. penyakit yang tidak ada obatnya kecuali dari dirinya karena penyakit ini
kaitannya erat dengan nikmat Allah, sedangkan nikmat Allah akan terus
dicurahkan untuk hambanya. Obat yang paling jitu untuk melawan penyakit ini
adalah dengan memperbanyak bersyukur atas apa saja yang ia dapat dari
Allah.
2. Musibah yang tidak berpahala, dalam ajaran agama manapun, musibah adalah
bagian dari ujian yang dapat menaikkan great seorang hamba ke kelas yang
lebih tinggi dari grip sebelumnya, lain halnya dengan musibah yang
disebabkan oleh orang yang mengidap penyakit iri hati. Senantiasa ia merasa
musibah tetapi selama itu pula Allah akan mengalirkan dosa dan kesedihan
kepada pelakunya.
3. Celaan yang tidak terpuji, iri hati adalah penyakit hati yang meneyebabkan
sifat-sifat lain tumbuh, seperti takabbur, meremehkan orang lain, rakus dan
lain-lain. Dari sini muncullah watak jelek yang berkembang. Dari watak jelek
itu akan berbuah celaan orang lain.
4. Murka dari Allah, berdasarkan hadits yang driwayatkan Abu hurairah, bahwa
ada enam golongan yang akan masuk neraka tanpa dihisah yaitu: penguasa
yang dzalim, bangsa arab yang fanatik (berlebihan), kepala desa yang
sombong, pedagangn yang khianat, orang dusun yang bodoh, orang alim yang
dengki.
5. Tertutupnya pintu pertolongan dari Allah. Allah tidak akan menerima do’anya
orang yang didalamnya bercokol iri hati

0 komentar:

Post a Comment

thank's for your comments, don't forget visit again

Video Gallery